Selama Ramadhan, MUI Jatim Ingin Masjid Tetap Buka Walau PSBB
penulis artikel April 27, 2020 0 COMMENTS
Sejak pemerintah pusat mengintruksikan kepada masyaraka agar menjalankan ibadah di rumah saja, beberapa golongan ada yang menerima dan adapula yang menolak. Beberapa masyarakat menolak tidak diperbolehkan mendirikan ibadah seperti biasa di masjid.
Menyikapi hal tersebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur meminta agar masjid tidak ditutup meski ada penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Imbauan tersebut lebih diutamakan untuk masjid di luar wilayah penerapan PSBB di Surabaya, sebagian Kabupaten Gresik dan Sidoarjo.
Pasalnya, menurut Ketua MUI Jawa Timur, Abdusshomad Buchor, ketika masjid ditutup total, banyak masyarakat yang justru akan merasa reasah. Terutama bagi masyarakat muslim yang tinggal di daerah yang tidak dikenai penerapan PSBB karena dinilai situasi masih kondusif.
“Kami sangat mengimbau bahwa masjid itu jangan ditutup. Misalnya, kalau masjid ada yang digembok. Kalau memang tidak ada (ibadah salat) Jumatan, bukan berarti orang tidak boleh salat,” ujar Buchori seperti yang dilansir dari Gatra.com Rabu (22/4).
Buchori berharap meski saat ini tengah ada situasi yang berbeda dari biasanya, namun kegiatan keagamaan bisa tetap berlangsung seperti biasa. Baik di kawasan yang dikenai PSBB, maupun terutama kawasan yang belum menerapkan kebijakan PSBB.
Untuk upaya antisipasi dan pencegahan, dirinya mengimbau agar protokoler kesehatan diberlakukan pada kegiatan ibadah di masjid. Protokoler tersebut antara lain jamaah yang beribadah dibatasi hanya 40 orang saja. Selanjutnya, tiap jamaah yang masuk masjid wajib cuci tangan, menjaga jarak, dan tak lupa memakai masker.
Buchori berpendapat harus ada kebijakan yang tidak menghalangi umat Islam untuk menjalankan ibadah di masjid. Sebagai pandangan, dirinya menjelaskan, jika jumlah masjid di Surabaya saja terhitung kurang lebih 1800an, maka jelas akan menimbulkan keresahan masyarakat jika dilarang sama sekali.

Tanggapan Gubernur Jawa Timur
Bulan ramadhan tetntu menjadi sebuah hal baru yang dijadikan dasar pertimbangan bagi pemerintah dalam mengambil keputusan. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pihaknya telah menyiapkan beberapa kegiataan keagamaan selama bulan Ramadan di Jawa Timur.
Rencanaya
acaranya akan digelar di Gedung Grahadi dan disiarkan secara streaming
atau online. Dengan begitu, semua masyarakat Jatim bisa menikmati suguhan
kegiatan bersama-sama.
Salah satu tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat Jatim adalah melakukan
Megengan. Namun disituasi saat ini kegiatan jelang Ramadan Megengan akan
dilakuka secara online pula.
Teknisnya,
kegiatan itu akan dimulai pukul 16:00 WIB pada Kamis (23/4). Terdapat kue
apem berjumlah 1441 sebagai simbol saling memaafkan pada tahun hijriah saat
ini. Selain itu akan di adakan pula kegiatan ibadah yakni tadarus secara
online.
“Sebelum memasuki bulan Ramadan, kita saling memaafkan. Begitu kira-kira
filosofinya. Nah, tiap pagi pukul 07:00 WIB sampai 08:00 WIB kita akan gelar
Tadarus online,” kata Khofifah.
Selain Magengan, tradisi lain yang biasa dilakukan umat muslim tiap bulan
Ramadan dihimbau oleh Khofifah agar tidak dilakukan selama pandemi Covid-19.
Contohnya seperti berziarah makam ke luar kota.
Dalam penerapannya, Khofifah mengaku telah berkoordinasi dengan kepala daerah
di Jawa Timur. Dirinya menginstruksikan agar kepala daerah menutup sementara area
makam yang kerap didatangi warga untuk berziarah saat bulan puasa tiba. Hal itu
dilakukan demi mencegah penyebaran virus corona.